Rabu, 03 Desember 2014

Kerinduan Siboru Panortor kepada SITOR Situmorang

Kerinduan Siboru Panortor
: kepada Sitor Situmorang
(Karya : Ria Sitorus)

Oppung Sitor Situmorang—
Ah, mengingat namamu segala kerinduan luruh
seperti hendak berlari dalam dekapan alam Toba.

Akulah cucumu, cucu zaman
lahir dari rahim imajinasi sajak-sajak
yang engkau torehkan tentang tanah leluhur kita, tano Batak
Ruh sajak-sajakmu gubah bagai gondang hasapi
mengajak jiwaku manortor dalam puisi
—dalam sunyi.
Ah, kerinduan yang dalam..
setiap kali aku pulang menuju huta hatubuan
engkau menjelma dalam imaji
sajak-sajakmu berbisik sepanjang harangan ganjang
dari Siantar menuju Parapat, hingga ke Porsea dan Balige.

Akulah cucumu, cucu zaman
teramat sangat merindukan lembut sinar matamu
yang mampu membakar sejarah peradaban
barangkali sinar itu pun akan membakar jiwaku
untuk terus manortor mengelilingi pusaran Tao Toba
—sepanjang malam, sepanjang hayat, dalam sajak-sajak !

Ah,
meski  tak mampu kugapai lembut jemarimu
yang telah melahirkan berjuta sajak untuk anak-cucu zaman
tak apa—
sebab aku dapat melihat senyumanmu dalam benak
di setiap perjalanan pulang ke huta, Toba Holbung
dan kudengarkan suaramu di setiap bisikan pepohonan
sepanjang harangan ganjang, sepanjang perjalanan.

Oppung Sitor Situmorang—
bilakah engkau pulang dalam dekapan Toba?
ingin kupinta gondang sabangunan
manortor aku dalam dekapan sunyi
menarikan sajak-sajakmu yang indah. (*)

(Medan, 03 Desember 2014; 23.57Wib)








1 komentar: